Enam Warga Puncak-Papua Tengah Meninggal, Dampak Ancaman El Nino
PojokIndo.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan terdapat enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan el nino yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
“Di Kab. Puncak terjadi kekeringan, gagal panen dan 6 warga meninggal di sana. Saya sudah koordinasi dengan Gubernur dan Bupati memang ada permasalahan supply,” kata Mendagri dalam Penyerahan Insentif Fiskal Kategori Kinerja Pengendalian Inflasi di Daerah, Senin (31/7/2023).
Lanjut Tito, pada dua minggu lalu pihaknya dan Presiden Joko Widodo telah melakukan rapat terbatas (ratas) bersama untuk membahas antisipasi dan kesiapan dalam menghadapi ancaman fenomena iklim El Nino di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, (18/7/2023).
“Dua minggu lalu ada rapat terbatas dengan Bapak Presiden masalah dampak el nino, khususnya terhadap ketahanan pangan. Saya mendapat arahan langsung dari Presiden,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memprediksi ancaman El Nino akan mengalami puncak pada Agustus-September. Puncak El Nino dikhawatirkan akan berdampak pada ketersediaan air atau kekeringan, juga produktivitas pangan.
Untuk menghadapi fenomena El Nino tersebut, pemerintah telah berkoordinasi dan melakukan sejumlah langkah antisipasi sejak bulan Februari-April dan akan terus diperkuat.
Dwikorita menjelaskan bahwa meskipun saat ini Indonesia sudah masuk musim kemarau, tetapi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi atau banjir itu masih tetap ada.
“Karena wilayah Indonesia ini dipengaruhi oleh dua samudera dan juga topografinya yang bergunung-gunung di khatulistiwa, masih tetap ada kemungkinan satu wilayah mengalami kekeringan, tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi,” jelas Dwikorita.
Sebagai informasi, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Intinya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.