Sering menolak Imunisasi MR, Dinkes Manokwari Minta Pihak Edukasi Orang Tua

Pojokindo – Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat meminta kerja sama multi pihak untuk mengedukasi para orang tua tentang penyakit campak (measles) dan campak Jerman (rubella). 

Lantaran, Manokwari resmi menetapkan kejadian luar biasa (KLB) campak rubella sejak Kamis, (15/6/2023).

Kendati begitu, Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari Mince Wilil mengaku, kerap menerima penolakan dari orang tua untuk imunisasi MR (measles dan rubella).

Alhasil, dari target 9.525 anak usia 9 sampai 5 tahun yang wajib dimunisasi MR, baru tercapai 33 persen setara 3.055 anak (data Dinkes Manokwari per Kamis, (20/7/2023) pukul 19.00 WIT).

“Ini yang harus diedukasikan kepada orang tua, kalau imunisasi itu adalah hak tiap anak yang wajib dipenuhi,” ujar Mince Wilil kepada media di Manokwari, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, sejak Manokwari ditetapkan KLB Campak, tim surveilans Dinkes Manokwari bergerak cepat melakukan sweeping ke rumah-rumah.

Tetapi, sering terkendala faktor cuaca dan ada beberapa orang tua yang menolak.

Sehingga, target 95 persen imunisasi MR belum tercapai.

Kendati demikian, Mince Wilil mengaku optimis akan memenuhi target pada 31 Juli 2023 mendatang.

Jika dari pihak stakeholder, organisasi profesi, TP-PKK, Bunda Paud, Dharma Wanita dan media berperan aktif menyosialisasikan penyakit campak rubella secara masif kepada masyarakat.

“Karena sebagian orang tua masih berpikir kalau kena serampa (campak), cukup minum air kelapa atau air sagu. Padahal anak harus diimunisasi,” terangnya.

Ia melaporkan, data Dinkes Manokwari per Kamis, (20/7/2023) pukul 19.00 WIT, menunjukkan ada 87 anak terkena campak.

Seorang anak suspect campak di Warmare telah meninggal dunia.

Maka dari itu, ia meminta kesadaran orang tua untuk tidak menyepelekan campak rubella.

Dengan cara mengantarkan sang anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapat imunisasi MR.