Kekurangan Kelas, Ratusan Siswa SMAN 1 Sentani Bersihkan Gedung SKB Untuk Belajar Siswa Baru
Pojokindo – Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Eqberth Kopeuw mengatakan, ada 110 siswa SMAN 1 Sentani yang akan belajar di Sarana Kegiatan Belajar (SKB) di Jalan Kemiri, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Karena kelas yang dimiliki SMAN 1 Sentani tidak mampu menampung ratusan siswa tersebut. Tahun ajaran 2023/2024 ini SMAN 1 Sentani hanya membuka 15 ruang belajar untuk mengakomodir siswa baru yang jumlah pendaftarnya mencapai seribu siswa.
Lokasi SKB ini tepat di samping SMAN 1 Sentani. Tempat itu akan dijadikan ruang belajar dan mengajar untuk siswa yang tidak tertampung di sekolahan tersebut.
Pemerintah melakukan penambahan tiga ruang belajar di lokasi itu. Oleh karena itu, orangtua dan siswa selama dua hari terlibat aktif untuk membersihkan area gedung.
“Polemik sudah diatasi dengan penambahan lima kelas karena itu sekarang ada di sini, mereka (siswa) akan belajar di sini,” ujar Eqberth Kopeuw.
Eqberth menjelaskan pembersihan itu dilakukan untuk kemudian diatur mekanisme pembelajaran yang dalam waktu dekat akan berlangsung.
Namun, kata Eqberth, pemilik hak ulayat meminta agar ada kesepakatan bersama antara pemerintah, pihak sekolah, dan orangtua siswa terkait pemakaian ruang gereja.
Pun ruangan tersebut dipakai untuk beribadah Jemaat Anugrah Ministry Sentani Gereja Bethel Indonesia.
“Kami akan atur bagaimana kesepakatan bersama untuk siswa bisa belajar, karena mereka sudah mulai belajar. Kita harap di minggu depan,” katanya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura mengambil kebijakan sebanyak 80 siswa akan melakukan aktivitas belajar mengajar di Sarana Kegiatan Belajar (SKB) di Jalan Kemiri, Sentani, Kamis (13/7/2023).
Eqberth Kopeuw kepada ratusan orangtua yang melakukan protes kelulusan hasil test masuk di SMAN 1 Sentani beberapa waktu lalu mengatakan kebijakan tersebut diambil, karena pihak sekolah tidak mampu menampung jumlah calon siswa baru.
Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan mengambil solusi dengan menambah kuota dan ruang belajar.
Namun secara teknis pembelajaran akan akan berlangsung di SKB yang berada tepat di samping sekolah SMA Negeri 1.
Ia kemudian meminta orangtua agar dapat menerima risiko tersebut karena seharusnya sekolah hanya menerima siswa sebanyak 324 orang.