NewsPolitik

Ralph Regenvanu: MSG mengecewakan Papua Barat

PojokIndo.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-22 Melanesia Spearhead Group di Port Vila, Vanuatu telah berakhir, tetapi meninggalkan banyak kesan baik maupun buruk atau menolak dan kecewa atas keputusan para pemimpin MSG itu.

“Melanesia Spearhead Group telah mengecewakan Papua Barat,” kata Ralph Regenvanu, Menteri Adaptasi Perubahan Iklim, Meteorologi dan Bahaya Geo, Energi, Lingkungan dan Manajemen Risiko Bencana Vanuatu kepada Vanuatudailynews.vu, Rabu (30/8/2023).

Selain itu salah seorang jurnalis ruang berita Asia Pasifik, Pasifik ABC Kelvin Anthony dalam artikel opininya di Fiji Times menyebutkan bahwa para pemimpin lima negara dan wilayah Melanesia menghindari pembaruan definitif mengenai status permohonan keanggotaan penuh Organisasi Pembebasan Papua Barat (ULMWP) di Port Vila.

“Masalah keanggotaan United Liberation Movement of West Papua merupakan salah satu agenda penting dalam pertemuan di Port Vila menurut Ketua MSG, PM Vanuatu, Ishmael Kalsakau.”

“Namun, tidak ada informasi terkini yang diberikan dan para pemimpin menghindari tampil di depan media kecuali untuk kesempatan berfoto,” tulis Kelvin Anthony dalam artikel opininya yang dimuat Fiji Times bejudul West Papua membership : MSG  leaders defer decision to Forum.”

Lebih lanjut Anthony menulis PM Papua Nugini, James Marape, mengatakan setelah penandatanganan,”mengenai isu-isu yang diangkat sehubungan dengan Papua Bara, masalah-masalah ini akan ditangani di Forum Kepulauan Pasifik”.

Namun pendapat berbeda dilontarkan oleh pemimpin oposisi parlemen nasional Kepulauan Solomon, Matthew C Wale. Bagi dia, pemimpin MSG ‘pengecut’. Dia menulis pendapatnya itu dalam akun pribadinya @MatthewCWale, “coward”.

Pemimpin Oposisi Parlemen Solomon ini pula yang mengingatkan PM Solomon, Manasseh Sogavare, soal penyangkalan Yudas Iskariot dan 50 keping perak dalam kepemimpinan Melanesia. Dia mengatakan kepada Sogavare usai menerima bantuan pembangunan ruang olahraga serba guna dari pemerintah Indonesia guna menunjang fasilitas Pacific Games 2023 di Honiara, Kepulauan Solomon.

Sedangkan generasi muda, Pasifik yang tergabung dalam yang tergabung dalam Young Solwara Pacific dalam akun twitter @YoungsolwaraP mengatakan, ”Kami menghormati keputusan para pemimpin MSG, namun mengingatkan para pemimpin kami akan visi pendirian MSG,”demikian kicauan twitter dari @YoungsolwaraP.

MSG
Para pemimpin MSG menandatangani kedua deklarasi tersebut setelah mereka mundur di Havana Boat Shed, Efate Utara.

Sementara itu, Benny Wenda dalam akuntwitter menyebutkan, “atas nama ULMWP, saya menyambut baik seruan dari KTT Pemimpin MSG agar Indonesia mengizinkan kunjungan Tinggi PBB yang telah lama ditunggu-tunggu. Komisaris Hak Asasi Manusia untuk Papua Barat,” dikutip dari @BennyWenda.

Selain itu, jurnalis ABC Pasifik itu juga menulis, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury mengatakan Indonesia bangga menjadi bagian dari keluarga Melanesia.

Indonesia adalah anggota asosiasi MSG dan mengatakan mereka tidak menerima permohonan ULMWP untuk menjadi anggota penuh karena bertentangan dengan prinsip dan piagam pendirian MSG.

Dalam pertemuan pekan ini, delegasi Indonesia melakukan walk out ketika perwakilan ULMWP melakukan intervensi.

Beberapa aktivis Papua Barat mengatakan tindakan ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak memahami cara Melanesia.

“Anda tidak boleh keluar dari sebuah pertemuan sakral ketika Anda diundang untuk menjadi bagian di dalamnya,” kata seorang pengamat.

Namun, Mansury mengatakan Indonesia berharap untuk “terus meningkatkan dan memperkuat kolaborasi masa depan antara Indonesia dan seluruh negara Melanesia” demikian tulis Kelvin Anthony.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?