Kampung Yoboi dan Asei Besar Jadi Percontohan Kampung Ramah Perempuan dan Peduli Anak
PojokIndo.com – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) meluncurkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Kampung Yoboi dan Asei Besar.
Perencanaan Muda, Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dan Kekerasan dari Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak, Fitrah Sugiono mengatakan, peluncuran itu merupakan program kerjasama dengan Kementrian PPA dan Desa mendorong isu perlindungan terkait perempuan dan anak di tingkat kampung atau desa.
Kegitan yang dibuka oleh Asisten I Sekda Kabupaten Jayapura, Elphyna Situmorang itu, fokusnya selain perlindungan anak, ada pengembangan ekonomi perempuan dan aspirasi anak, serta pembentukan forum anak.
“Intinya untuk mendukung pemberdayaan perempuan. Mengurangi angka kekerasan dan peran perempuan,” kata Fitrah di salah satu hotel di Sentani, Distrik Sentani, Selasa (22/8/2023).
Fitrah menjelaskan, terjadinya penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, menurut survei nasional dengan meningkatnya laporan dan kepedulian masyarakat tentang isu kekerasan.
“Survei nasional, 4 dari 3 perempuan mengalami kekerasan dan 1 dari 3 anak,” ujarnya.
Menurutnya, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak seperti fenomena gunung es semakin banyak terungkap karena masyarakat makin berani melapor.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Jayapura, Miryam Soumilena mengatakan, peluncuran tersebut sesuai dengan intruksi presiden, yakni untuk mempercepat pembangunan kampung ramah perempuan dan peduli anak.
Kampung Yoboi dan Asei Besar menjadi percontohan karena merupakan kampung adat dan kampung wisata.
Sehingga selain untuk mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di tingkat kampung, terjadi peningkatan kewirausahaan, dan memperlambat perkawinan dini.
“Jadi ibu-ibu adalah perpanjangan tangan agar tidak terjadi perkawinan dini, kesehatan terhadap perempuan dan anak. Kampung ini adalah kampung adat dan kampung wisata sehingga ada peningkatan wisata dan UMKM.
Pihaknya melatih sebanyak 20 orang wanita agar mereka bisa membawa dampak peningkatan ekonomi dan menunjang pembangunan.
“Jadi kami dari dinas kabupaten dan provinsi hanya menopang akan menopang, kemudian dievaluasi oleh kementrian,” ujarnya.