EkonomiKeamanan

Jokowi Akui Isu Keamanan Jadi Hambatan Atasi Bencana Di Papua

PojokIndo.com – Presiden Joko Widodo mengakui bahwa isu keamanan menjadi salah satu hambatan untuk mengatasi kasus kekeringan dan kelaparan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Jokowi mengatakan, pesawat-pesawat yang mengangkut bantuan makanan tidak berani mendarat karena adanya masalah keamanan tersebut.

“Bantuan untuk makanan juga problem di urusan keamanan, pesawat tidak berani turun sehingga problem lagi,” kata Jokowi seusai meresmikan sodetan Sungai Ciliwung-Kanal Banjir Timur di Jakarta Timur, Senin (31/7/2023).

Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan agar aparat TNI ikut mengawal proses pemberian bantuan kepada warga di daerah tersebut. “Di sana memang problem-nya selalu seperti itu. Medannya yang sangat sulit, pesawat yang mau turun pilotnya enggak berani, sehingga problem itu yang terjadi,” ujarnya.

Jokowi pun mengaku sudah memerintahkan jajaran pemerintah pusat maupun daerah untuk segera menangani kasus kekeringan dan kelaparan. “Saya sudah perintahkan kepada Menko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Menteri Sosial, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan juga di daerah, di Papua, untuk segera menangani secepat-cepatnya,” kata Jokowi.

Jokowi juga memerintahkan aparat TNI untuk mengawal penanganan kasus kelaparan di daerah tersebut. Ia kemudian mengatakan, kondisi geografis letak daerah yang sangat tinggi dan suhu yang sangat dingin juga menjadi penyebab terjadinya kelaparan.

“Problem-nya, supaya tahu, itu ada daerah spesifik yang kalau di musim salju itu yang namanya tanaman tidak ada yang tumbuh. Di ketinggian yang sangat tinggi distrik itu,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dari enam orang tersebut, satu orang di antaranya adalah anak-anak. “Bencana kekeringan telah menyebabkan enam orang meninggal dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak,” kata Bupati Puncak Willem Wandik, (27/7/2023).

Para korban meninggal usai mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala. Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Sosial, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan. Imbasnya mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen. “Data sementara 7.500 jiwa warga di kedua distrik terdampak gagal panen akibat kekeringan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla.

Kekeringan yang terjadi disebut sebagai dampak dari El Nino sejak awal Juni 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Halo đź‘‹
Ada yang bisa dibantu?