Wapres RI Ma’ruf Amin Angkat Suara Tentang Kerusuhan di Dogiyai
PojokIndo – Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin menyebut kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, sangat disayangkanakan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan di Papua.
“Kalau masih ada seperti itu akan mengganggu jalannya pembangunan dan akan memperlambat munculnya kesejahteraan,” kata Ma’ruf Amin Wapres RI di saat kunjungan kerja di Manokwari, Papua Barat, Sabtu (15/7/2023).
Ma’ruf Amin mengajak semua pihak yang menimbulkan kerusuhan untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) guna membangun Papua untuk tetap maju dan berkembang.
“Mari kembali ke pangkuan NKRI, bangun Papua untuk orang asli Papua khususnya,” katan Ma’ruf Amin.
Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah ingin membangun kesejahteraan tanah Papua di segala sektor. Oleh karena itu, dibuat otonomi khusus termasuk juga Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua untuk memastikan anggaran tepat sasaran.
“Oleh karena itu, kepada teman-teman yang masih bikin rusuh sebaiknya mari kembali ke pangkuan (NKRI). Papua sejahtera, tanah Papua untuk Papua,” jelas Ma’ruf Amin.
Guna mengatasi kerusuhan di Dogiyai, Kepolisian Daerah Papua mengirimkan pasukan Brimob dari Kabupaten Nabire ke Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, untuk membantu menangani kerusuhan di wilayah itu.
Berdasarkan informasi, Kerusuhan di Dogiyai berawal saat mobil berisi anggota Satgas Damai Cartenz hendak mengantar salah satu anggota satgas yang sakit untuk berobat ke RSUD Paniai. Di perjalanan mobil tersebut lalu dihadang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal (OTK) ketika melintas di Kampung Idakebo, Distrik Kamu Utara.
Saat kendaraan tersebut berhenti, tiba-tiba ada kelompok orang tak dikenal (OTK) melakukan penyerangan dengan melempar kapak ke arah mobil hingga menyebabkan kaca pecah dan mengenai anggota di dalam mobil tersebut.
Kelompok (OTK) sempat menyerang dan berupaya merampas senjata api yang dibawa anggota sehingga sempat dikeluarkan tembakan dan pengejaran terhadap kelompok orang tak dikenal (OTK) itu ke arah gunung.
