Awalnya Dikira Flu, Remaja Kena Komplikasi Langka Berujung Amputasi Tangan-Kaki
PojokIndo.com – Setiap gejala penyakit tidak bisa dianggap sepele. Bahkan, gejala mirip flu saja bisa mengindikasikan kondisi medis yang serius. Itulah yang dialami Mathias Uribe, seorang remaja 14 tahun dari Amerika Serikat. Di usianya yang masih sangat muda, Uribe sudah harus kehilangan kedua kaki dan tangannya, dan semua itu bermula dari penyakit mirip flu yang dialaminya.
Awalnya, Uribe mengalami gejala seperti flu pada umumnya. Namun seiring berjalannya waktu, penyakitnya tak kunjung sembuh dan makin memburuk.
Hingga akhirnya pada akhir Juni lalu, Uribe mengalami serangan jantung mendadak. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan darurat. Setelah mengunjungi berbagai rumah sakit dan dokter, barulah diketahui kalau Uribe mengidap pneumonia dan sindrom syok toksik streptokokus atau streptococcal toxic shock syndrome (STSS).
Karena penyakitnya tersebut, Uribe harus dipasangkan alat bantu hidup ECMO. Kondisinya pun sempat stabil sehingga orang tua Uribe saat itu yakin putranya bisa kembali hidup seperti biasa.
“Putra kami yang cerdas dan berusia 14 tahun itu adalah seorang pejuang. Putra kami selalu menjadi pribadi yang riang, lembut, pengasih, dan menyentuh hati setiap orang yang ada di sekitarnya,” tulis keluarga Uribe, dikutip dari Independent, Jumat (15/9/2023).
Namun setelah melepas ECMO, dokter memberitahu mereka kalau kaki dan tangan Uribe harus diamputasi sebagai dampak dari pengobatan yang ia jalani.
“ECMO memang membuatnya bisa bertahan hidup dengan menyelamatkan organnya. Bagaimanapun, kaki dan tangannya tidak mendapat aliran darah yang cukup. Karena alasan ini, setelah berdiskusi dengan tim medis yang menanganinya dan memikirkan segala opsi yang ada, mereka mengambil keputusan sulit dengan mengamputasi kaki kirinya mulai dari bawah lutut,” ungkap pihak keluarga Uribe.
Empat hari setelahnya, dokter kembali melakukan amputasi pada sisa kaki kiri dan kaki kanan Uribe. Kemudian pada 1 Agustus, dokter kembali melakukan amputasi pada kedua tangan Uribe.
“Seperti yang bisa Anda bayangkan, kabar itu membuat perasaan kami berkecamuk. Kami hanya bisa merasa damai setelah mengetahui keputusan itu diambil setelah oleh tim profesional yang peduli terhadapnya (Uribe) dengan mempertimbangkan segala opsi yang ada secara seksama,” tutur keluarga Uribe.
Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom syok toksik streptokokus adalah sebuah komplikasi langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini bisa menginfeksi siapa saja, namun umumnya masuk ke tubuh lewat luka di kulit, penggunaan tampon atau menstrual cup (pada wanita), dan luka pasca operasi bedah.
Adapun gejala penyakit ini antara lain:
- Sakit kepala
- Demam tinggi yang terjadi secara mendadak
- Muntah dan diare
- Tekanan darah menurun
- Ruam
- Nyeri otot
- Kemerahan di tenggorokan, mulut atau mata
- Kejang