Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua Gelar Aksi di Jayapura
PojokIndo.com – Puluhan mahasiswa menggelar aksi di Kota Jayapura, Papua, Rabu (9/8/2023).
Aksi disertai orasi digelar dalam memperingati Hari Masyarakat Adat Internasional.
Mahasiswa yang tergabung di dalam Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua (Gempar) Papua mengangkat tema “Pemuda Adat Sebagai Agen Perubahan untuk Masa Depannya Sendiri”.
Dalam orasi mereka juga memprotes soal pemakaian koteka.
“Negera harus menghargai dan menghormati Masyarakat Adat,” ujar salah satu mahasiswa.
“Ketika masyarakat menyatakan pendapat, sebelum aturan konstitusi lebih dulu aturan adat, karena Masyarakat Adat ada lebih dahulu, punya aturan dan tata krama dan mengahrgai orang bangsa lain.”
“Kepercayaan diri mempunyai nilai adat dan budaya, lebih baik tidak punya KTP dari pada tidak punya adat dan budaya”.
Dengan sejumlah spanduk bertuliskan:
Hidup Masyarakat Adat
Papua Bukan Tanah Kosong
Tanah Air Milik Kita
Tutup Mata Lawan Balik
Hari Masyarakat Adat Internasional
Pemuda adat sebagai agen perubahan untuk menentukan nasib sendiri.
Dalam spanduk orasi juga ada beberapa tuntutan, di antaranya;
1. Antek-antek Jakarta hentikan perampasan tanag adat 108 hektar Suku Hubula Klen Wio, Walesi, dan Asososkobal
2. PT. Indo Asiana Lestari hentikan melakuka permpasan tanah adat 36.094 milik Suku Awyu Marga Woro di Boven Digoel, Papua Selatan.
3. Negara hentikan praktek perampasan tanah adat serta eksploitasi sumber daya alam di Blok Wabu Intan Jaya, Papua Pegunungan.
4. Hentikan pembongkaran jalan di Siep Asso megakibatkan rumah warga di gusur paksa.
5. Hentikan perampasan tanah adat Suku Namblong dan Moi, Kabupaten Jayapura.
6. Negara kolonialisme Indonesia hentikan melakukan praktek eksploitaso sumberdaya alam serta menciptakan pelanggaran HAM terhadap rakyat Papua.
7. Sergera memberkksn hak menentukan nasib sendiri bagi Rakyat Papua.
Hingga berita ini dinaikkan massa aksi peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional masih berorasi.