BudayaSosial

Suku Aifat Tolak Pembentukan Ikatan Keluarga Besar Maybrat Kabupaten Sorong

PojokIndo.com – Suku Aifat yang berdomisili di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, menyatakan sikap menolak dengan tegas rencana pelantikan Ikatan Keluarga Besar Maybrat Kabupaten Sorong yang kabarnya akan dilantik pada Jumat (4/8/23) di Aquarius Hotel.

Pernyataan sikap tersebut dinyatakan perwakilan tokoh-tokoh Aifat Kabupaten Sorong saat jumpa pers di kawasan wisata Agro Mina Kabupaten Sorong, Kamis (3/8).

Pernyataan sikap juga dituangkan dalam bentuk spanduk bertuliskan “Kami Suku Aifat di Kabupaten Sorong dengan tegas menolak pembentukan Ikatan Keluarga Besar Maybrat Kabupaten Sorong karena :

1. Pembentukan ikatan tersebut tidak melalui mekanisme yang benar, sepihak, dan mengatasnamakan;

2. Pembentukan ikatan tersebut tidak melibatkan semua orang Aifat;

3. Pembentukan ikatan tersebut berbau politis, sarat kepentingan pribadi.

Maximus Kamat selaku tokoh masyarakat Aifat Timur di Kabupaten Sorong menyatakan, menyikapi akan dilaksanakanannya pelantikan Ikatan Keluarga Besar Maybrat di Kabupaten Sorong,  pihaknya menolak dengan tegas, karena pihak yang melaksanakan acara ini tidak melibatkan masyarakat Aifat di Kabupaten Sorong.

“Sekali lagi kami menolak dengan tegas. Beberapa waktu lalu mereka menghubungi kami via telepon, tapi kami menolak. Saya sendiri menolak dan menyatakan tidak ikut dalam kegiatan itu. Karena dari awal proses bagaimana pembentukan suatu organisasi ini tidak diikuti sama sekali, lalu sekarang tiba-tiba muncul undangan untuk menghadiri acara pelantikan, kami tidak bisa menerima,” kata Maximus Kamat.

Maximus mengatakan, pihak yang akan melakukan pelantikan ini tidak melibatkan semua masyarakat Aifat, tidak transparan dan terbuka kepada masyarakat.

“Kapan mereka melakukan rapat-rapat melibatkan masyarakat Aifat di Kabupaten Sorong, sementara mereka ini mengatasnamakan Maybrat yang didalamnya termasuk Suku Aifat.  

Jadi kami merasa bahwa kegiatan yang mau dilaksanakan ini sungguh-sungguh mencederai harga diri orang Aifat di Kabupaten Sorong, dan kami orang Aifat sungguh-sungguh tidak menerima,” tegasnya.

Rudolf Kocu, tokoh Aifat Raya di Kabupaten Sorong, mengatakan, pihaknya pada hari kemarin kita tiba-tiba mendapat undangan untuk acara pelantikan.

“Lalu saya bertanya undangan ini dari mana, mau lantik siapa yang kepala suku ini, apa pernah kita duduk dimana, rapat dimana untuk kita ambil keputusan untuk tunjuk siapa yang jadi kepala suku Maybrat di Kabupaten Sorong ini.

Jadi kalau memang mau angkat kepala suku, kita harus duduk bersama, berbicara dan bersepakat menunjuk siapa yang akan kita percayakan sebagai Kepala Suku Maybrat di Kabupaten Sorong ini.

Harusnya seperti itu, tetapi ini tiba-tiba, kita lihat undangan itu untuk pelantikan Kepala Suku Maybrat Kabupaten Sorong, dari mana.

Kemudian yang akan dilantik ini, bukan orang yang berdiam, berdomisili di Kabupaten Sorong, tidak, itu orang kediamannya di Kota Sorong sana,” kata Rudolf Kocu.

Di tempat yang sama, Paskalis W, dari Aifat Utara, juga menyatakan tidak menerima dalam proses pelantikan ikatan keluarga Maybrat atau Kepala Suku Maybrat di Kabupaten Sorong.

“Kenapa saya menolak, karena tidak melalui mekanisme yang benar, musyawarah, bukan ditunjuk oleh satu atau dua orang. Karena orang Maybrat di Kabupaten Sorong ini, didominasi oleh orang-orang Aifat. Karena tidak melibatkan kami orang Aifat di Kabupaten Sorong ini, maka kami menilai pembentukan Ikatan Keluarga Maybrat di Kabupaten Sorong ini bukan untuk kepentingan Maybrat, melainkan untuk kepentingan pribadi seseorang. Pertanyaannya, ada apa di balik ini semua?,” tukasnya.

Simon Tubur, tokoh pemuda Maybrat di Kabupaten Sorong yang berasal dari Aifat Selatan, ia menolak dengan tegas.

“Kalau kita mau bentuk lembaga, harusnya melalui mekanisme yang benar, kok ini tiba-tiba muncul mau pelantikan. Kalau mereka besok tetap bersikeras melaksanakan kegiatan pelantikan, kita ambil tindakan lebih lanjut lagi, kita demo besar-besaran,” tandasnya.

Sementara itu, mewakili intelektual Aifat se-Kabupaten Sorong, Mathen Sasior menyatakan sikap pihaknya menolak dengan tegas rencana pelantikan tersebut.

“Mewakili teman-teman dan masyarakat Aifat di Kabupaten Sorong, kami menolak dengan tegas kegiatan yang besok dilakukan di Aquarius Hotel Aimas, dan kami akan menghalangi dalam bentuk apapun,” tegasnya sembari menambahkan pihaknya jauh-jauh hari sudah membentuk tim untuk menyelenggarakan Mubes mengangkat Kepala Suku Aifat di Kabupaten Sorong dan proses ini sedang berjalan.

Wellem Assem, Ketua Panitia Mubes Pengangkatan Kepala Suku Besar Aifat Kabupaten Sorong, di kesempatan yang sama menyatakan, Maybrat itu konteksnya tiga sub suku yakni Ayamaru, Aitinyo, Aifat, dan penting dilibatkan semua kalau memang itu untuk kepentingan masyarakat secara murni.

“Masyarakat Maybrat yang ber-KTP Kabupaten Sorong harus dilibatkan semua, bukan yang ber-KTP Kota Sorong atau Maybrat, itu salah. Kalau tidak melibatkan semua, atau hanya sepihak, ya kita tolak karena itu tidak benar dan tidak akan menguntungkan masyarakat Maybrat nantinya.

Jangan mengatasnamakan Maybrat. Kesimpulannya, apapun yang besok terjadi, silahkan mereka yang bertanggungjawab, karena setahu kami proses yang mereka lalui tidak sesuai dengan mekanisme yang resmi,” tegas Wellem.

“Jangan mengatasnamakan Maybrat, Maybrat yang mana, orang Aifat saja tidak tahu, mereka sementara mempersiapkan Mubes, lalu yang dibuat ini untuk apa, indikasinya apa. Kalau memang benar-benar untuk kepentingan dan keutuhan orang Maybrat, mari sama-sama kumpulkan tiga sub suku untuk duduk bersama, kumpulkan tokoh-tokoh semua dari tiga sub suku ini untuk duduk bersama.

Tetapi kalau langsung ditunjuk satu dua orang, otomatis pak, kita semua ini sekolah, orang tahu itu tujuannya untuk kepentingan sesaat saja yang akan merugikan dan mengorbankan masyarakat Aifat atau masyarakat Maybrat di Kabupaten Sorong.  

Jadi sebaiknya kita intelektual, tokoh-tokoh yang punya kemampuan ilmiah, mari kita duduk bicara baik-baik, bukan main tunjuk-tunjuk, ini tidak boleh. Jangan hanya karena kepentingan jabatan lalu kita menjadikan suku-suku jadi objek, Tuhan dia marah, leluhur di tanah ini akan marah,” tegasnya lagi.

Diterangkannya, berbicara mengenai pengangkatan kepala suku, maka mekanisme yang benar harus dilalui, dalam hal ini diangkat oleh suku yang bersangkutan melalui mekanisme yang namanya Musyawarah Besar (Mubes) suku yang bersangkutan, misalnya Suku Aifat, dalam Mubes itu memilih siapa yang jadi Kepala Suku Aifat, setelah itu baru proses pelantikan. “Suku itu memiliki pemerintahan adat sendiri, tidak ada hubungannya dengan pemerintah.

Dia diangkat dan dilantik oleh Dewan Adat, bukan dilantik oleh Bupati, Gubernur, itu salah. Karena suku itu independent, bertugas membicarakan masalah-masalah terkait suku, bukan bicara masalah politik, ini salah tempat,” kata Wellem Assem.

Terkait dengan rencana pelantikan tersebut, Wellem mengharapkan agar orang Aifat di Kabupaten Sorong ini jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu sesaat karena nantinya akan merugikan, tidak mempersatukan, justru akan memecah belah persatuan dan kebersaman orang Aifat di Kabupaten Sorong ini.  

“Kita ini anak-anak adat, hidup kita bersama dan berdampingan, mari kita bersama berbicara kepentingan orang Aifat ya kita kumpul duduk sama-sama lalu kita bicara terbaiknya seperti apa.

Kami anak-anak muda Aifat di Kabupaten Sorong ini, kami tidak ada kepentingan apapun kaitannya dengan suku, yang kami punya kepentingan besar itu adalah suku ini utuh dalam hal apa saja, dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, politik, pendidikan, kesehatan dan lainnya, dan saya pikir semua suku pasti ingin seperti itu. Jangan hanya karena satu dua orang yang punya kepentingan lalu membawa-bawakan nama suku yang pada akhirnya bisa pecah, ini tidak boleh,” ucapnya.

Wellem menegaskan, pihaknya tidak membatasi karena itu hak asasi yang melekat, tapi pihaknya juga mengingatkan agar juga tahu diri apakah yang dilakukannya sesuai mekanisme adat kita atau tidak, prosedur yang dilalui betul atau tidak.

“Kalau tidak betul, ya ngapain mau ikut. Mari kita bersatu, satukan presepsi dan tekat kita dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kita mensukseskan musyawarah besar pengangkatan Kepala Suku Aifat di Kabupaten Sorong dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, ini untuk kepentingan pelayanan masyarakat Aifat itu sendiri,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?